🎑 Gagasan Wahidin Sudirohusodo Tentang Pendidikan

Dalamusia yang muda Dr. Wahidin Sudirohusodo telah tertarik kepada masalah-masalah pendidikan dan telah ikut memperhatikan, memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya, terutama keadaan pendidikan rakyat yang masih jauh terbelakang. Dalam sejarah hidup dan perjuangannya, baik dalam masa sebelum Pergerakan Nasional maupun dalam masa Pergerakan Nasional, ia telah bergerak dan Halini dimaksudkan agar peserta didik merasa "memiliki" dan bertanggung jawab atas kegiatan yang telah direncanakan bersama itu. Dalam perencanaan itu dibicarakan mengenai aturan main, aktivitas pendukung, alat dan bahan yang dapat diakses, cara dan langkah kerja untuk menyelesaikan rencana kegiatan kolaboratif tadi. Beliaulahir di Nganjuk, Jawa Timur pada 30 Juli 1888. Sutomo adalah seorang dokter yang juga aktif di bidang politik. Sutomo adalah pendiri dari organisasi Budi Utomo, usai mendapatkan saran dari Wahidin Sudirohusodo, Beliau kemudian mendirikan Budi Utomo sebagai perkumpulan atau organisasi pelajar. Tindakansaat ini yang tidak sesuai dengan gagasan Wahidin Sudirohusodo tentang pendidikan adalah? Bagi Gina, pendidikan akan membantunya keluar dari kemiskinan sehingga dia belajar dengan serius. Indah ingin sekolah yang tinggi supaya menjadi karyawan di perusahaan terkenal. Diana merasa sangat bersedih saat melihat temannya putus sekolah karena disebabkan tidak ada biaya. DrWahidin Sudirohusodo adalah tokoh yang membidani lahir nya Budi Utomo melalui kegiatannya menghimpun dana beasiswa untuk memberikan pendidikan Barat kepada golongan priayi Jawa. Kegiatan yang dilakukan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo tersebut disambut oleh Soetomo, seorang mahasiswa School Tot Opleiding van Indische Arsten (Stovia). kemudianbuatlah uraian tentang pengaruh pendidikan pada kaum Pribumi di Hindia Belanda dalam bentuk Gagasan Wahidin akhirnya terwujud ketika para pelajar "Stovia", Sekolah dokter Jawa, mendirikan suatu organisasi bernama Boedi Oetomo, pada 2 Mei 1908 (untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam Taufik Abdullah dan A.Blapian (ed), 2012 Tindakanmasa kini yang sesuai dengan gagasan Wahidin Sudirohusodo, tentang pendidikan adalah A. Hanum, senantiasa membantu temannya yang kesulitan belajar di sekolah B. Indah, ingin sekolah yang tinggi agar menjadi seorang karyawan di perusahaan terkenal C. Diana, merasa sangat sedih ketika melihat temannya putus sekolah karena tidak ada biaya WahidinSudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta,dan ternyata LatarBelakang organisasi Budi Utomo. Awal mula pembentukan Budi Utomo datang dari Dr. Wahidin Sudirohusodo, seorang dokter Jawa dari Surakarta. Dia menginginkan pekerja muda Barat yang berpendidikan, tetapi umumnya kaum muda ini tidak mampu menghidupi diri sendiri. Pada tahun 1908, Dr. Wahidin bertemu dengan murid-murid Sutomo, Stovia. bFpu. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya23 Juni 2022 1345Jawabannya adalah B. Farhat ingin sekolah yang tinggi agar menjadi seorang karyawan di perusahaan terkenal. Wahidin Sudirohusodo adalah seorang dokter dan pembaharu pendidikan di Indonesia pada tahun 1900an. Pada saat menjadi masih menjadi mahasiswa di STOVIA, akhir tahun 1907 Soetomo bertemu dengan dr. Wahidin Sudirohusodo, pada pertemuan itu Wahidin menyampaikan gagasannya untuk membentuk dana pelajar. Dana pelajar ini akan membantu membiayai pemuda pribumi yang cerdas namun tidak memiliki banyak dana untuk melanjutkan sekolah. Menurut dr. Wahidin rakyat Indonesia harus cerdas terlebih dahulu untuk bisa membebaskan diri dari penindasan kaum penjajah. Dengan demikian, tindakan saat ini yang tidak sesuai dengan gagasan Wahidin Sudirohusodo tentang pendidikan adalah B Fatha ingin sekolah yang tinggi supaya menjadi karyawan di perusahaan terkenal. Jakarta Melanjutkan kumpulan tulisan Dokter Pejuang Kemerdekaan, setelah kemarin membahas tentang Dr. Moestopo, untuk edisi Sabtu 5/8/2017 akan membahas salah satu tokoh penting di balik berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia, yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo. Nama Dokter Wahidin Sudirohusodo tidak bisa dilepaskan sebagai perjuang kemerdekaan Republik Indonesia. Dokter kelahiran kelahiran Desa Mlati, Yogyakarta, ini memegang peranan penting dalam sejarah bangsa. Lahir pada tanggal 7 Januari 1852, Dr Wahidin berasal dari orangtua berdarah Bugis dan Makassar. Mengutip Tokoh Indonesia, walau berasal dari keluarga berada, Dr Wahidin sangat senang bergaul dengan rakyat biasa. Dr Wahidin menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Yogyakarta. Dia lalu melanjutkan pendidikannya di Europeesche Lagere School yang juga berada di Yogyakarta. Selain memiliki keinginan belajar yang besar, Dr Wahidin juga memiliki kecintaan pada dunia medis. Dia lalu memutuskan untuk melanjutkan studinya ke sekolah dokter Jawa, atau dikenal juga sebagai School tot Opleiding van Inlandche Artsen STOVIA di Jakarta. Setelah berhasil menjadi dokter, Dr Wahidin kembali ke Yogyakarta. Dia berkeinginan untuk meringankan beban rakyat melalui profesinya sebagai dokter. Inilah yang membuatnya tidak pernah meminta bayaran sedikitpun. Karena sering bergaul dengan rakyat kecil, Dr Wahidin bisa melihat secara langsung bagaimana efek penjajahan Belanda, terutama pada rakyat miskin. Dr Wahidin lalu memiliki keinginan untuk membebaskan penderitaan rakyat. Salah satu caranya adalah melalui pendidikan. Dr Wahidin ingin agar rakyat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengenyam pendidikan di sekolah. Dr Wahidin kemudian juga berusaha mendekati tokoh-tokoh masyarakat di kota Jawa. Hal ini dilakukannya agar bisa mengampanyekan keinginannya untuk mencerdaskan kehidupan rakyat. Usaha Dr Wahidin ini sempat tersendat, karena tidak semua tokoh memiliki pandangan yang sama dengannya. Tidak gentar, dia lalu membidik target yang lain. Dr Wahidin mulai mendekati para pelajar di STOVIA di Jakarta. Di STOVIA gagasan Dr Wahidin diterima dengan tangan terbuka. Dia lalu menganjurkan para pelajar STOVIA agar mendirikan organisasi yang bertujuan untuk memajukan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Gagasan Dr Wahidin inilah yang mendorong terciptanya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia. Walau bukan pendirinya, Dr Wahidin Sudirohusodo selalu dikaitkan dengan berdirinya Budi Utomo. Perjuangan Dr Wahidin bukan hanya itu saja. Pada tahun 1904 dia menerbitkan majalah Retna Doemilah, yang berarti penerangan. Majalah ini bertugas sebagai penyampai pesan bagi rakyat, bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Dr Wahidin juga menerbitkan majalah Guru Desa yang menerangkan pentingnya kesehatan. Tujuannya adalah untuk melawan kepercayaan terhadap dukun dan tahayul yang masih banyak dipercayai rakyat kala itu. Dr Wahidin Sudirohusodo meninggal dunia pada tanggal 26 Mei 1917, di usia 65 tahun. Dia dimakamkan di Desa Mlati, tanah kelahirannya. Tanggal 6 November 1973 Dr Wahidin Sudirohusodo ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional sesuai dengan Keppres No. 88/TK/1973.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Riwayat Kehidupan - dr Wahidin Sudirohusodo adalah pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Yogyakarta. Wahidin Sudirohusodo lahir di Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852, dan wafat di Yogyakarta pada 26 Mei 1917 di usia 65 tahun. Wahidin Sudirohusodo dikenal sebagai sosok yang peduli dengan pendidikan masyarakan Indonesia terutama pada zaman kolonial Belanda. Selain itu Wahidin Sudirohusodo juga dikenal sebagai pelopor berdirinya organisasi Budi Utomo yang lahir pada 20 Mei 1908. Hari lahir organisasi Budi Utomo tersebut kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 1 Baca PAHLAWAN NASIONAL - Abdul Malik Karim Amrullah Buya Hamka Baca PAHLAWAN NASIONAL - Sultan Iskandar MudaPendidikan Wahidin Sudirohusodo adalah satu dari anak yang beruntung dapat mengenyam pendidikan di masa pemerintahan Belanda. Wahidin Sudirohusodo disekolahkan oleh ayahnya di De Scholen der Tweede, yaitu sekolah yang diperuntukkan untuk kalangan rendah dan memiliki masa pengajaran selama tiga tahun. Di sekolah tersebut, Wahidin Sudirohusodo menjadi murid terbaik sehingga para guru menyarankan Wahidin Sudirohusodo, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya pada 1864 yaitu di usia 12 tahun, Wahidin Sudirohusodo masuk ke Sekolah Rakyat Rendah Eropa atau Eurepeesche Lagere School ELS di kota Yogyakarta dibantu oleh sang kakak ipar, Frits Kohle. Sama seperti bumiputra lain yang bersekolah di ELS, Wahidin Sudirohusodo juga pernah diejek karena dianggap bodoh dan kampungan. Namun akhirnya Wahidin Sudirohusodo diakui sebagai anak yang pandai dan berhasil lulus. Wahidin Sudirohusodo kemudian melanjutkan pendidikannya ke tingkat di Tweede Europese Lagere School atau Sekolah Dasar Eropa Kedua. Murid sekolah tersebut kebanyakan adalah kalangan bangsawan bumiputra dan bangsa Eropa. Meskipun demikian Wahidin Sudirohusodo tidak rendah diri bahkan karena menguasai Bahasa belanda dengan baik, Wahidin Sudirohusodo membaca dan mempelajari banyak buku yang ditulis dalam bahasa Belanda. Puncaknya Wahidin Sudirohusodo lulus dari sekolah tersebut dengan predikat uitmuntend yang berarti lulusan terbaik. Wahidin Sudirohusodo kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dokter Jawa di Batavia pada 1869. Sekolah Dokter Jawa adalah sekolah untuk tenaga kesehatan yang didirikan oleh Belanda di Indonesia dan memiliki masa pembelajaran selama tiga tahun. Sekolah tersebut didirikan untuk menghasilkan dokter bumiputra sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Sekolah tersebut merupakan hasil dari Politik Etis, usaha balas budi dari Belandakepada rakyat Hindia Belanda atau Indonesia. Pada 1902 Sekolah Dokter Jawa berganti nama menjadi School Tot Opeleiding Voor Inlandse Arsten STOVIA. Meskipun masa pendidian adalah tiga tahun, namun Wahidin Sudirohusodo lulus setelah 22 bulan belajar di STOVIA. Prestasi tersebut membuat Wahidin Sudirohusodo diangkat sebagai Asistent Leerar atau asisten guru di STOVIA pada 1872. 1 Sosok Pahlawan Nasional, dr Wahidin Sudirohusodo Seorang Dokter Karena ingin menjadi sosok yang lebih berguna bagi masyarakat, Wahidin Sudirohusodo memutuskan untuk berhenti menjadi asisten guru kemudian bekerja sebagai pegawai kesehatan di Yogyakarta. Wahidin Sudirohusodo dikenal sebagai dokter yang ramah dan murah hati, bahkan sering tidak memungut biaya pengobatan bagi pasien kalangan rendah. 2 Sosok pahlawan nasional, Wahidin Sudirohusodo Perjuangan untuk Pendidikan Indonesia Keadaan rakyat pada masa kolonial yang yang bodoh, miskin dan terbelakang membuat Wahidin Sudirohusodo ingin membantu memberikan pendidikan dan pengajaran. Karena bagi Wahidin Sudirohusodo pendidikan dapat menghilangkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Melalui pendidikan, rakyat akan mencapai kemajuan, bukan lagi sebagai manusia yang terjajah. Beberapa usahanya untuk memajukan pendidikan diantaranya Wahidin Sudirohusodo memberikan bantuan biaya sekolah bagi masyarakat rendah. Gagasan Wahidin Sudirohusodo mengenai pendidikan awalnya diutarakan melalui tulisan-tulisan dalam majalah dan koran. Kemudian pada 1894 Wahidin Sudirohusodo menerbitkan dan memimpin sendiri majalah berbahasa Jawa, 'Retno Dumilah' yang berarti cahaya cemerlang sebagai penerang. Retnodhoemilah, majalah yang didirikan oleh pahlawan nasional, Wahidin Sudirohusodo Majalah tersebut memuat tulisan-tulisan mengenai kebudayaan dan filsafat dengan penulis utama adalah Wahidin Sudirohusodo dan dr Rajiman Widyodiningrat. Setelah majalah tersebut mendapatan perhatian yang besar dari kaum terpelajar, Wahidin Sudirohusodo kemudian juga mendirikan majalah 'Guru Desa' yang juga berbahasa Jawa. Majalah Guru Desa memuat berbagai pelajaran praktis dan pengetahuan populer berguna untuk rakyat desa. Wahidin Sudirohusodo juga mendirikan sebuah lembaga yang akan memberikan beasiswa bagi anak-anak Indonesia yang cerdas, tetapi tidak mampu membiayai sekolahnya. Untuk keperluan mendirikan lembaga tersebut, pada1906 – 1907 Wahidin Sudirohusodo melakukan perjalanan keliling tanah Jawa untuk mencari donatur. Perjalanannya tidak selalu mulus, Wahidin Sudirohusodo sering dilalui halangan dan rintangan. Satu dari usaha Wahidin Sudirohusodo misalnya Bupati Serang, Akhmad Jayadiningrat menyetujui dan menyanggupi bantuan kepada Wahidin Sudirohusodo. Selain Wahidin Sudirohusodo juga dibantu oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Akhirnya Wahidin Sudirohusodo berhasil mendirikan Badan Beasiswa 'Darmoworo' pada 25 Oktober 1913 bersama Pangeran Notodirojo dari Pakualaman, R Ng Dwidjosewoyo, R Sosrosugondo, dan R M Budiardjo. Sebagai modal, Wahidin Sudirohusodo menjual 4 kereta kuda beserta 18 ekor kuda milik Wahidin Sudirohusodo. 5Budi Utomo Pada akhir 1907 dua orang pelajar STOVIA, Sutomo dan Suraji tertarik dengan cita-cita Wahidin Sudirohusodo yang ingin memajukan pendidikan. Akhirnya Sutomo dan para mahasiswa STOVIA lain yaitu Gunawan Mangunkusumo dan Suraji mendirikan Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia sehingga 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional hingga kini. Wahidin Sudirohusodo wafat pada tanggal 26 Mei 1917 dan jasadnya dimakamkan di desa Mlati, Yogyakarta. 3 Wahidin Sudirohusodo dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional pada 6 November 1973 dengan dikeluarkannya Keppres No. 88/TK/1973. 4 TRIBUNNEWSWIKI/Magi

gagasan wahidin sudirohusodo tentang pendidikan